Kamu dan pasangan memiliki karakter yang sangat berbeda. Dia begitu ramai, sedangkan kamu pendiam, serta berbicara dengan lembut. Dia ekstover dan kamu introver.
Ketika keadaan di rumah sudah mulai terlalu ramai dan itu terjadi berhari-hari kamu mulai tidak bisa fokus. Kamu menginginkan suasana tenang, kamu ingin hati tenang, tetapi keadaan tidak memberi kamu kesempatan untuk sendirian: untuk memiliki me time hanya dengan diri kamu sendiri karena kamu seorang ibu yang saat ini memiliki anak kecil yang lucu, menggemaskan dan masih tergantung padamu; dan pasanganmu—karena pandemi yang belum juga pergi—bekerja dari rumah sehingga kalian semua berkumpul di rumah, berhari-hari, dan kamu yang mulai overwhelmed dengan keadaan tidak bisa menghindar.
Kamu mulai tertekan, dan masalah-masalah kecil sekarang mudah membuat kamu marah. Kamu lebih sensitive, sementara pasanganmu tidak memahami apa yang kamu rasakan. Dia sibuk dengan pekerjaannya atau malah memilih tidur siang di saat kamu membutuhkan bantuannya untuk menjaga si kecil karena kamu harus menyelesaikan pekerjaan dan butuh berkonsentrasi.
Kamu meledak. Marah pada keadaan, marah pada diri sendiri. Marah pada si kecil, marah pada pasangan atas sikapnya. Pikiranmu mulai membawamu pada ingatan hari-hari yang sudah berlalu yang membuat kamu makin sedih dan kecewa. Dan sayangnya, kamu tidak bisa memaki atau berteriak, yang kamu bisa lakukan hanya menangis dan kamu bosan melakukannya.
Hal-Hal yang Bisa Kamu Kontrol
Kamu lupa akan hal ini: kamu lupa bahwa dalam hidup ada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Pikiranmu, ucapanmu, sikapmu, emosimu, tindakanmu adalah hal-hal yang bisa kamu kendalikan. Kamu bisa memilih marah atau berhenti sejenak untuk kembali pada dirimu. Kamu bisa memilih kata-kata yang kamu ucapkan kepada pasanganmu supaya dia mengerti dan kamu pun bisa memilih untuk bersikap ikhlas dengan situasi yang kamu hadapi saat itu.
Baca juga: Letih dan Kantuk Menyerang di Siang Hari? Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya
Hal-Hal yang Tidak Bisa Kamu Kontrol
Karena, bagaimana pun kamu tidak bisa mengubah keadaan. Kamu tidak bisa mengubah sikap orang lain, juga pasanganmu. Kamu tidak bisa mengubah apa yang orang lain pikirkan tentang kamu. Kamu tidak bisa mengubah ucapan orang lain atau pasanganmu ketika dia mulai terbawa emosi negatif. Kamu tidak bisa mengubah hari-hari yang sudah berlalu. Kamu, saya, kita tidak memiliki kendali atas banyak hal yang terjadi dalam hidup kita.
Sikap, emosi, tindakan, kelakuan, pikiran orang lain terhadap kita adalah beberapa hal yang berada di luar kendali kita. Kita menolak kenyataan itu dan terkadang ingin mengubahnya. Lalu stres kita makin bertambah.

Lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak stres memikirkan hal-hal yang di luar kendali kita?
Fokuslah pada hal-hal yang yang berada pada kendali kita.
Kembangkan Afirmasi yang Sehat
Ilmuwan memperkirakan orang memiliki sekitar 70.000 pikiran per hari. Banyak dari pikiran tersebut memicu perasaan ragu-ragu, takut, dan putus asa.
Menyimpan beberapa afirmasi positif yang sehat dapat membantu memerangi pemikiran negatif. Jadi, ingatkan diri sendiri, “Saya lebih kuat dari yang saya kira”, atau “Saya bisa menangani ini”, penegasan yang kita lakukan dapat membantu menghilangkan hal-hal negatif.
Dengan latihan, kita bisa melatih otak untuk berpikir secara lebih positif dan kita akan mulai menerima bahwa meskipun kita tidak dapat mengontrol setiap situasi, kita dapat mengontrol cara berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Identifikasi Rasa Takut
Apakah kamu meragukan kemampuan sendiri untuk mengatasi hasil yang tidak diinginkan? Apakah kamu berpikir bahwa jika kamu tidak memiliki waktu me time semuanya akan menjadi kacau?
Biasanya, skenario terburuk tidak seburuk yang kita bayangkan. Namun cukup sering, kita begitu sibuk berpikir, “Pasti akan kacau,” sehingga mereka tidak meluangkan waktu untuk bertanya pada diri sendiri, “Apa yang akan saya lakukan jika skenario terburuk menjadi kenyataan?”
Mungkin kita akan kesulitan untuk sementara waktu, tetapi ada kemungkinan kita cukup kuat secara mental untuk bangkit kembali. Menyakini bahwa kita dapat menangani skenario terburuk dapat membantu kita mengalihkan energi ke hal-hal yang lebih produktif.
Buat Rencana untuk Mengelola Stres
Berolahraga, makan sehat, dan tidur yang cukup adalah beberapa hal penting yang perlu kita lakukan untuk menjaga diri kita sendiri. Kita juga harus menyediakan waktu untuk mengelola stres agar dapat beroperasi dengan lebih efisien.
Temukan pereda stres yang sehat, seperti melakukan hobi, menulis, berolahraga. Perhatikan tingkat stres dan perhatikan bagaimana kita mengatasinya. Hilangkan kebiasaan yang tidak sehat seperti mengeluh kepada orang lain atau pun pada pasangan.
Fokuslah pada Pengembangan diri
Alih-alih mencoba mengubah keadaan, berusahalah menuju pribadi yang lebih baik. Ingatlah bahwa kita harus mencari ke dalam diri kita sendiri untuk hal-hal yang ada dalam kendali kita.
“Kita tumbuh ketika kita menyadari bahwa kita tidak lagi dapat mengendalikan semua kondisi hidup kita dan oleh karena itu ditantang untuk mengubah diri kita sendiri.” (The Five Invitation).
Alih-alih mencoba mengubah yang tidak bisa diubah, belajarlah melepaskan kekhawatiran, memperlambat, memprioritaskan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang menurut kita lebih penting.
Comments 1