Menjadi seorang penyunting membuat saya sering menghabiskan berjam-jam duduk di depan komputer memoles naskah penulis. Terkadang, karena terlalu lama duduk, pundak saya terasa berat dan pinggang terasa pegal-pegal. Biasanya, kalau sudah seperti itu, saya meminta bantuan Paksu untuk mengerok punggung. Iya, saya, tuh, tradisional banget, saya lebih memilih dikerok daripada minum obat orang pintar atau orang bejo, haha.
Ketika dimintain tolong, Paksu biasanya langsung oke, tetapi semenjak ia membeli alat cupping theraphy (bekam), ia selalu menawarkan saya untuk dibekam saja daripada dikerok. Katanya, badan akan lebih nyaman setelah dibekam.
Saya, sih, senang-senang aja kalau dibekam, tetapi masalahnya, yang Paksu tawarkan adalah bekam basah, bukan bekam kering. Saya enggak mau, dong, secara saya takut sama jarum dan takut sama darah, tetapi paksu keukeuh dan saya juga keukeuh enggak mau.
Akhirnya, setelah melalui tawar-menawar yang alot, Paksu setuju untuk kasih treatment bekam kering, daripada istrinya merajuk, ye, kan?
Mengenal Cupping Teraphy atau Bekam
“Sesungguhnya pada bekam itu terkandung kesembuhan.”
(Kitab Mukhtashar Muslim (no. 1480), Shahihul Jaami’ (no. 2128) dan Silsilah al-Hadiits ash-Shahiihah (no. 864), karya Imam al-Albani)
Bekam atau dalam bahasa Arab Al-hijamah adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin atau oksidan dari dalam tubuh manusia.
Jenis-Jenis Bekam
Ada beberapa jenis bekam, tetapi hanya dua jenis bekam yang familier, yaitu bekam kering dan bekam basah
1. Bekam Kering (Dry Cupping)
Bekam kering merupakan terapi bekam yang tidak mengeluarkan darah kotor melainkan hanya angin.
Cara melakukan bekan kering mudah, siapa pun bisa melakukannya asal ada alat atau gelas bekam untuk digunakan terapi.
Langkah-Langkah Bekam Kering

Pertama, sebelum dibekam, pijat punggung dengan menggunakan minyak aroma terapi atau minyak zaitun selama kurang lebih lima menit. Pemijatan ini dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah. Setelah itu, pilih titik bekam berdasarkan kondisi yang dibekam. Lalu, pilih gelas bekam berdasarkan postur tubuh. Selanjutnya, tempelkan gelas bekam di titik yang sudah dipilih, lalu pompa gelas bekam dengan piston sebanyak dua sampai tiga kali tarikan. Biarkan selama tujuh menit atau sampai minta ampun minta ditarik wkwkwk. (Saya itu kan badannya kecil, ya, tiga tarikan itu udah nempel banget itu si gelas, tapi Paksu suka iseng, dipompa lagi sampai empat tarikan dan saya meringis-ringis minta dilepaskan. Sakit, bu, kenceng-kenceng.)
Nah, setelah tujuh menit—untuk perempuan 7 menit cukup, sementara untuk laki-laki 10 menit, sedangkan anak-anak cukup 7 menit saja— lepas gelas bekam, lalu pijat kembali pelan-pelan untuk menenagkan otot-otot yang tertarik.
Efek yang saya rasakan setelahnya adalah pegal-pegal di leher dan punggung hilang, sama seperti setelah dikerok. Saya pun kembali nyaman lagi bekerja.
Baca juga: Letih dan Kantuk Menyerang di Siang Hari? Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya
2. Bekam Basah (Wet Cupping)
“Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal; dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku dengan besi panas.” (Hadits Bukhari)
Bekam basah adalah terapi dengan memberikan tusukan jarum kecil pada kulit agar darah kotor ke luar.
Kalau zaman dulu Rasulullah mungkin menggunakan pisau untuk memberikan sayatan, tetapi zaman sekarang sudah ada alat khusus seperti pena dengan isi jarum kecil untuk memberikan lubang kecil pada kulit agar darah kotor keluar dari lubang tusukan tersebut.

Alat yang dibutuhkan:
Cupping set (gelas bekam)
Jarum steril
Alkohol
Tissue
Tidak semua orang bisa melakukan bekam basah ini, terutama bagi mereka yang takut melihat darah. Jadi, harus dilakukan dengan hati-hati, ya.
Langkah-langkah bekam basah:
Bersihkan bagian kulit yang akan dibekam dengan menyemprotkan alkohol. Lalu, pilih gelas bekam, sesuaikan dengan postur tubuh si pasien. Pompa gelas bekam dengan piston pada posisi yang dikehendaki sebanyak dua sampai tiga kali tarikan, biarkan selama lima menit. Setelah itu, lepaskan gelas bekam, lalu tusukan jarum steril dengan cepat. Jumlah tusukan ini tergantung dari postur tubuh pasien, tetapi menurut beberapa sumber jumlah ganjil lebih baik. Paksu sendiri memberikan saya sekitar 9 hingga 17 tusukan.
Selanjutnya, bekam kembali bekas tusukan tadi. Tunggu sekitar tiga menit hingga darah kental ke luar dan menumpuk dalam gelas bekam. Setelah darah menumpuk, sedikan tisu, lepas gelas bekam dengan menempelkan tisu agar darah berpindah ke tisu.
Bagi kamu yang belum pernah melihat proses bekam basah, mungkin ngeri-ngeri gimana membayangkan darah ke luar, tetapi for your information, darah yang ke luar ini bentuknya enggak cair mengalir begitu, ya, tetapi menggumpal seperti darah haid.
Setelah semua bagian di bekam, langkah terakhir adalah menyemprotkan kembali alkohol untuk sterilisasi.
Butuh waktu beberapa hari Paksu meyakinkan saya agar tidak perlu takut melakukan bekam basah ini sampai akhirnya saya bersedia.
Setelah dibekam basah, ternyata efek yang saya rasakan, badan saya terasa lebih enteng, plong, seperti enggak ada beban, pokoknya semua pegal-pegal, capek-capek hilang. Badan terasa relaks. Yang awalnya saya menolak keras karena takut, setelah merasakan efeknya, saya berani melakukannya lagi kalau badan saya terasa capek-capek.
Banyak orang sudah merasakan manfaat terapi bekam sehingga minat terhadap bekam di zaman sekarang pun tetap meningkat. Saat ini, masyarakat melakukan terapi bekam tidak hanya untuk menghilangkan berbagai macam penyakit, tetapi juga menggunakannya untuk perawatan wajah, yaitu dengan cara melakukan bekam wajah.
Bekam untuk Perawatan Wajah
Hari ini adalah hari di mana untuk kesekian kalinya paksu menyarankan untuk melakukan bekam wajah. Saya sebetulnya belum siap, tetapi karena takut saat nanti saya merasa siap, paksu malah enggak mau terapi, ya, sudah, akhirnya hari ini saya memasrahkan wajah saya untuk dipijat sekaligus dibekam wajah.
Langkah-langkah bekam wajah
Bersihkan wajah terlebih dahulu, kenakan pakaian yang nyaman supaya lebih relaks. Sebelum dibekam, berikan totok pada wajah dan pijat dengan minyak zaitun (saya menggunakan minak semengu) selama kurang lebih sepuluh menit agar peredaran darah di wajah lebih lancar. Kemudian, lakukan langkah yang sama seperti saat melakukan bekam basah.
Hanya saja, untuk bekam wajah ini saya hanya melakukannya pada dua titik, yaitu di bawah tulang pipi dekat telinga di bagian kiri dan kanan.
Menurut beberapa sumber, bekam wajah memiliki banyak manfaat di antaranya:
1) Dapat membersihkan pori-pori kulit Anda.
2) Meningkatkan produksi kolagen di kulit sehingga membuat kulit lebih kencang.
3) Membantu mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan.
4) Meningkatkan sirkulasi darah untuk menambahkan cahaya alami ke kulit Anda.
5) Meremajakan kulit.
6) Membantu mengurangi bengkak dan mendetoksifikasi kulit.
7) Menghilangkan fle-flek pada wajah.
Efek samping yang mungkin terjadi setelah bekam
Selain efek dan manfaat yang banyak yang dapat kita rasakan dari terapi bekam, kita juga harus mengetahui efek samping dari terapi ini di antaranya: teknik dan proses penghisapan angin serta darah dari kulit menyebabkan kulit terlihat merah dengan tampilan pori-pori yang terbuka sehingga setelah dibekan kita tidak dianjurkan untuk segera mandi untuk menghindari masuk angin. Efek samping lainnya adalah bekas bekam mungkin akan menetap selama beberapa hari.
Kesimpulan:
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin atau oksidan dari dalam tubuh manusia. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah Oxidant Release Therapy atau Oxidant Drainage Therapy atau istilah yang lebih populer adalah detoksifikasi. Bermanfaat tidak hanya untuk menghilangkan capek-capek, tetapi juga banyak yang sudah melakukannya untuk menghilangkan berbagai macam penyakit juga untuk membantu memperlancar sirkulasi darah untuk menambah cahaya alami pada kulit wajah. Terapi bekam sendiri tidak berbahaya selama dilakukan oleh ahli dan nabi Muhammad sendiri menganjurkan kita untuk melakukan bekam.