Bulan November 2020 ini menjadi bulan ke-22 atau ke-23 saya mendampingi teman-teman peserta kelas Menulis Artikel. Kelas yang diselenggarakana oleh portal kepenulisan Joeragan Artikel ini memang khusus disediakan untuk penulis pemula.
Namun, walaupun begitu, banyak di antara peserta yang juga sudah menghasilkan karya seperti buku antologi atau novel. Hanya saja memang penulisan fiksi dan nonfiksi berbeda sehingga masih banyak aturan-aturan penulisan artikel yang masih belum diketahui.
Dari ratusan artikel peserta yang saya sunting di kelas, berikut kesalahan-kesalahan umum penulisan artikel yang sering ditemui.Â
1. Penulisan Judul dan Subjudul
Banyak peserta yang menuliskan judul dan subjudul dengan huruf kapital semua atau sebaliknya, dengan huruf kecil semua. Ini kurang tepat. Penulisan judul dan subjudul yang tepat adalah dengan menuliskan huruf kapital di setiap awal katanya saja, kecuali untuk kata penghubung dan kata depan.
Kata penghubung ini banyak, tetapi yang sering terdapat pada judul atau subjudul biasanya: dan, atau, yang, agar, supaya, tetapi, ketika, sedangkan kata depan seperti: di, pada, dari, ke, tentang, hingga, kepada, daripada, untuk. Nah, untuk kata-kata tersebut jika terdapat pada judul atau subjudul, sebaiknya ditulis dengan huruf kecil semua.
Hal lain yang sering saya temui adalah mengakhiri judul atau subjudul dengan tanda titik. Ini juga harus dihindari.
Baca Juga:Â Manfaat Menulis Setiap Hari
2. Penulisan Kata SapaanÂ
Kesalahan penulisan kata sapaan ini terjadi, baik pada cara penulisannya maupun juga pada kata sapaannya yang kurang tepat. Walaupun di kelas sudah disampaikan untuk website A kata sapaannya mengunakan “ini” dan website B menggunakan kata sapaan “itu,” tetapi masih ada beberapa peserta yang kurang memperhatikan.
Saat kita akan mengirimkan tulisan ke media berbayar, biasanya beda platform, beda pula kata sapaannya. Ada yang menggunakan kamu, Sahabat, Guys, Ladies, Moms, Dears, dan banyak lagi. Sebagai penulis, jangan sampai kita keliru menuliskan kata sapaan ini. Akibatnya, bisa-bisa artikel yang kita kirim tidak diterbitkan, apalagi dibarengi dengan kesalahan pertama di atas.
Nah, untuk cara penulisan kata sapaan pun tak kalah penting harus menjadi perhatian seperti beberapa contohnya kata sapaan Ladies, Mom, Anda, Guys, Dears, gunakan huruf kapital pada awal katanya karena penyapaan. Dalam penulisannya pun kata sapaan ini dipisahkan oleh tanda koma. Contoh: Simak artikel ini, ya, Ladies, atau perhatikan cara penulisan kata sapaan yang tepat ini, ya, Guys, dan sebagainya.
3. Penulisan Kata Baku
Menulis, berbeda dengan berbicara, terutama bila tulisan kita akan dibukukan atau untuk dikirimkan ke media berbayar. Ada kaidah kata baku yang harus kita perhatikan.Â
Saat berbicara, kita mengucapkan sesuatu dengan bahasa yang baik, tetapi saat menulis kita menggunakan bahasa yang benar. Menurut Uda Ivan Lanin, bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Banyak peserta yang masih belum familier dengan kata-kata baku sehingga ini menjadi kesalahan paling sering saya temui dalam artikel.Â
4. Penulisan Kata di dan Partikel pun
Banyak yang masih belum paham kaidah penulisan kata di ini. Ada yang senang semuanya dipisah dari kata dasarnya, ada yang sebaliknya, semunya dirangkai.Â
Kata di harus dipisah apabila kata yang menyertai berikutnya merupakan kata yang menujukan lokasi. Artinya, ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan di mana? Contoh: di hatimu, di rumah, di sana, di depan, di antara, di sekeliling, dan lain-lain.
Kata di harus dirangkai apabila kata yang menyertai berikutnya merupakan kata kerja. Contoh: ditulis, dibawa, diunduh, dibaca, disebarkan, diterbitkan, dan lain-lain.
Lalu, bagaimana dengan penulisan partikel pun?
Partikel pun yang berarti “juga” ditulis terpisah dengan kata yang diikutinya. Contohnya, siapa pun, apa pun, kamu pun, dan 12 kata hubung yang mengandung ‘pun’ yang ditulis serangkai, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, serta walaupun.

 5. Penulisan Kata Namun, Tetapi, dan Tapi
Ketiga kata penghubung ini sering sekali dipertukarkan dalam penggunaannya. Kalau kita baca KBBI, kata namun ini adalah kata penghubung antarkalimat. Artinya, ia gunakan untuk menyambungkan dengan kalimat sebelumnya. Jadi kata namun diletakkan di awal kalimat dan diikuti oleh koma, sedangkan kata tetapi adalah kata penghubung intrakalimat. Ia digunakan untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam suatu kalimat dan ia diletakkan di tengah kalimat dan didahului oleh koma.
Nah, untuk kata tapi, ia adalah bentuk tidak baku dari tetapi dan sebaiknya dihindari pemakaiannya dalam ragam formal.
Kesalahan-kesalahan penulisan yang dipaparkan di atas jika sering kita lakukan bisa menghambat artikel kita untuk bisa terbit di media yang kita tuju, apalagi jika kelima-limanya dilakukan, dipastikan editor yang memeriksa akan berpindah ke lain hati. Semoga setelah membaca artikel ini, kita lebih memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang benar sehingga akhirnya tulisan kita lancar di “meja” editor.
Kupikir namun itu seperti tetapi. Ternyata seperti akan tetapi, ya.
Iya betul, Mbak, selama ini kita kadang kebalik-balik menggunakan kata tetapi dan namun 🙂
Banyak berlatih semakin bisa membedakan di kata depan dan di sebagai imbuhan kan Mbak
Betul Mbak Diana. Makin sering kita berlatih, makin paham kita cara menggunakannya. Salam.