Di kelas Menggambar dengan Kalimat, AS Laksana menyampaikan bahwa anak-anak abad ke-18 lazim belajar menulis dengan cara menyalin karya-karya maestro. Mereka menyalin sebanyak mungkin karya yang bisa mereka salin sebagai metode belajar menulis.
Jack London, Robert Louis Stevenson, dan Benjamin Franklin adalah tiga dari sekian nama yang mendapatkan keterampialan menulis dengan cara menyalin karya-karya orang lain, ungkapnya lagi, dan beliau sendiri pun sudah melakukan itu semenjak masih SMA dan hingga saat ini setelah menjadi seorang sastrawan sekaligus kritikus sastra, beliau masih melakukannya.
Melalui saran beliau, saya pun mulai berlatih menulis dengan menyalin, tetapi saat itu saya tidak cukup konsisten untuk melakukannya dan sekarang saya mencoba memulai kembali kebiasaan baik itu.
Sebelum mengikuti Kelas Menggambar dengan Kalimat, saya memang pernah beberapa kali membaca artikel mengenai menyalin atau copy the work of other ini. Lalu, saya mencoba menerapkan kegiatan ini atas kesadaran sendiri.
Setelah mengikuti kelas Menggambar dengan Kalimat saya makin yakin dan bertambah tahu bahwa menyalin pun ternyata tidak sembarangan menyalin, melainkan hanya menyalin karya-karya yang bagus.
Sebelum ikut kelas Menggambar dengan Kalimat saya tidak mengetahui karya yang bagus itu seperti apa. Saya hanya menyalin tulisan—yang hampir semuanya artikel—yang saya sukai dan ingin saya ketahui ilmu yang dibagikan di dalamnya tanpa mempertimbangkan karya tersebut bagus atau tidak.
Namun, ternyata yang dimaksud dengan karya bagus adalah karya-karya dari penulis pemenang nobel sastra. Saya benar-benar bersyukur dapat memiliki kesempatan untuk bergabung di kelas AS Laksana dan itu saya juga sampaikan kepadanya. Banyak ilmu yang saya dapatkan dari beliau walaupun masih banyak yang belum saya praktikkan.
Nah, kembali lagi mengenai menyalin. Apa, sih, manfaatnya menyalin? —kalau dalam bahasa Inggris disebutnya copy the work of other. Ini pun disampaikan oleh As Laksana dalam materi pembuka di kelas Menggambar dengan Kalimat. Berikut beberapa manfaatnya.
Memperbaiki Gaya Penulisan Kita
Saat kita menyalin karya yang bagus, pelan-pelan kita akan menemukan elemen berbeda yang unik dan sering kali halus dari gaya masing-masing penulis besar. Secara tidak sadar, elemen-elemen ini akan menjadi bagian dari gaya kita sendiri.
Memperbaiki Pilihan Kata dan Sintaksis Kita
Bagian penting dari gaya tiap-tiap penulis besar adalah pilihan kata dan sintaksis atau cara mereka menyusun kalimat. Dengan menyalin, kita akan merasakan bagaimana para master itu memilih kata secara cermat dan menyusun kalimat.
Meningkatkan Keterampilan Kita Menyusun Paragraf
Dua hal yang sering menyulitkan kita, para penulis pemula, adalah bagaimana menyusun paragraf dan membuat transisi antarparagraf. Menyalin akan membuat kita benar-benar memahami bagaimana para penulis hebat melakukannya: menata pemikiran atau menggerakkan cerita dari paragraf satu ke paragraf selanjutnya.
Perlu digarisbawahi juga yang dimaksud menyalin di sini, ya, Teman-teman. Menyalin di sini adalah bukan menyalin karya orang lain dengan cara copy paste, mem-publish-nya di media sosial atau di mana pun itu, serta mengakui karya tersebut merupakan karya kita. Kalau seperi itu caranya, itu bukan usaha untuk berlatih menulis, tetapi sudah jelas merupakan plagiat, dan sebagai penulis, jangan sampai banget kita melakukan plagiat.
Menyalin karya besar di sini, AS Laksana menyarankan untuk saya melakukannya dengan tangan. Kenapa? Karena menulis dengan tangan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan belajar.
Nah, bagaimana? Teman-teman ingin mencobanya juga?